This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Tuesday, March 1, 2016
Mission: Give changes and given the changes
Misi yang mengubah dan diubah atau berubah
Scientific Research
Lihat Contoh BAB III Metode Penelitian Kualitatif
Postingan ini seluruhnya diambil dari BAB III Disertasi Dr. Yonas Muanley, M.Th. Disertasi dengan Judul: Pengaruh Kompetensi Pedagogi, Motivasi Berprestasi Dosen, Integrasi Pendidikan Karakteristik Unggul Berdasarkan Didaktik Yesus Menurut Matius 5 dan Pemanfaatan Free Weblog Sebagai Bahan Ajar Online Terhadap Efektivitas Proses Pembelajaran di STT IKSM SA, STT Paulus, STT Arrabona dan STT Rahmat Emmanuel Jakarta (2012).
Saya bersykur karena penemuan dan pemanfaatan ini murni merupakan studi mandiri saya selama bertahun-tahun, dan akhirnya saya menemukan bentuk metodologi kualitatif. Tetapi harus dipahami bahwa metode penelitian kualitatif yang dimaksud disini tidak dalam konteks penelitian teoritik sebagaimana yang pernah saya pakai untuk skripsi S1, S2 Program M.Div. sedangkan untuk Program M.Th. saya memakai metode penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif yang dikuantitatifkan. Untuk model penelitian Kuantitatif kerangka Bab III nya jelas, sedangkan untuk kerangka penelitian kualitatif (penelitian teoritik/kajian pustaka dan penilitian lapangan) baru saya temukan tahun 2012 dan saya terapkan pada penelitian Mahasiswa S2 STT IKSM Santosa Asih yang memakai penelitian kualitatif, salah satu mahasiswa yang hasilnya memuaskan saya adalah penelitian Evelita Harianja, saya menerapkan teori yang saya dapat, khususnya BAB III Penelitian Kualitatif pada mahasiswa tersebut, hasilnya dalam ujian penjaminan mutu diakui oleh salah satu penguji yang diutus oleh pemerintah. Hasil itu kemudian memotivasi saya untuk kemudian memakai metodologi kualitatif untuk disertasi saya. Saya sadar bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang membutuhkan waktu relatif lama ketimbang memakai analisis data secara statistik.
Berikut ini saya publikasikan kepada para pembaca tentang contoh BAB III PENELITIAN KUALITATIF. Dan sekali lagi saya harus katakan bahwa hasil dari BAB III yang saya kemukakan berikut ini adalah hasil belajar mandiri. Saya bertindak sebagai pembimbing dan peneliti dalam disertasi saya. Ada pembimbing tetapi lebih pada nuansa Kuantitatif/analisis data statistik, jadi praktis saya harus berjuang menemukan dan mempertahankan dalam ujian Disertasi. Berikut Contoh Bab III metode penelitian kualitatif. Mohon tidak dikopi paste.
Pada postingan berikutnya saya akan sampaikan Model Analisis Data Kualitatif pada Bab IV.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini merupakan bagian epistemology yang dilalui penulis untuk mendapatkan pengetahuan yang benar tentang objek yang diteliti/realitas. Pengetahuan yang benar adalah persesuaian antara apa yang diketahui dengan objek/realitas yang diteliti (persesuaian antara pengetahuan dengan realitas). Pengetahuan yang dimaksud dalam disertasi ini yaitu pengetahuan yang berhubungan dengan variable terikat dan bebas. Sementara salah satu realitas (bagian ontology) yang diteliti adalah mahasiswa di STT dalam aspek “mahasiswa mengalami proses perubahan dalam domein kognitif, afektif dan psikomotorik.
Secara landasan epistemology, pengetahuan yang benar tentang salah satu realitas (ontology : hakikat kenyataan) dapat diperole melalui metode-metode ilmiah. Biasanya yang sudah lazim dikenal adalah metode penelitian kuantitatif (realitas itu tunggal, tidak berubah), dan metode penelitian kualitatif (realitas itu jamak, selalu berubah). Dalam penelitian mahasiswa (disertasi) ini, penulis mempergunakan metode penelitian kualitatif dengan maksud mendapatkan teori baru guna sebagai landasan aksiologi terhadap tugas didaktik Yesus Kristus di Indonesia.
Di atas telah penulis paparkan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar tentang objek yang diteliti yaitu sejumlah mahasiswa di STT yang melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, maka penulis memakai metode penelitian kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2008), komponen-komponen yang biasa dipakai dalam metode penelitian kualitatif yaitu metode dan alasan menggunakan metode kualitatif, tempat penelitian, instrument penelitian, sampel sumber data penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data,dan pengujian keabsahan data. Pokok-pokok itu diuraikan sebagai berikut.
A. Metode dan alasan penggunaan metode
Sub judul ini terdiri atas dua pokok. Pokok pertama menyangkut metode yang akan dipakai dalam penelitian, dan pokok kedua adalah alasan penggunaan metode dalam penelitian tesis ini. Kedua sub pokok bahasan bab III akan dibahas sebagai berikut.
1. Metode Penelitian
Metodologi adalah cara-cara yang dipakai dalam penelitian ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar adalah kesesuaian antara pengetahuan dengan objek yang diteliti.[3] Pengetahuan yang dimaksud di sini yakni pengetahuan yang telah dibangun dalam kajian teori, sedangkan objeknya adalah situasi sosial penelitian. Menurut Sugiyono, latar social adalah sampel dan populasi penelitian[4] Dalam hal ini yang menjadi situasi sosial (sampel dan populasi) penelitian tesis ini adalah para orangtua Kristen yang bertempat tinggal di Kelurahan Pinang Ranti Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Jadi, metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif.
2. Alasan penggunaan metode
Adapun alasan penulis menggunakan metode kualitatif yakni ingin mendapat data secara alami (apa adanya) tentang situasi social yang diteliti yaitu para mahasiswa dan dosen di STT IKSM Santosa Asih Jakarta Timur, STT Paulus Cigelam-Bekasi, STT Arrabona Cilengsi, STT Rahmat Emmanuel Kelapa Gading, Jakarta Utara yaitu pengaruh beberapa variable bebas seperti motivasi berprestasi dosen, kompetensi paedagogi dosen teologi, pendidikan karakteristik unggul berdasarkan didaktik Yesus, pemanfaatan free weblog sebagai bahan ajar online terhadap efektivitas proses pembelajaran di empat STT tersebut di atas. Artinya penulis ingin mendapat data secara alami bagaimana para mahasiswa menilai perubahan yang mereka alami dalam ranah kognitif, afektif, serta psikomotorik akibat proses pembelajaran yang telah diikutinya pada setiap mata kuliah. Penilaian akan perubahan ini menjadi salah satu sebab bagi penulis menggunakan metode kualitatif.
Metode yang dipakai untuk mendapat data dalam disertasi ini adalah metode kualitatif maka ada komponen-komponen metode kualitatif yang harus diperhatikan oleh peneliti. Sugiyono mengemukakan bahwa komponen-komponen penelitian yang dikenal dalam metode penelitian kualitatif yaitu. metode dan alasan menggunakan metode kualitatif, tempat penelitian, instrument penelitian, sampel sumber data penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisa data,dan pengujian keabsahan data
Alasan selanjutnya adalah penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini karena:
1. Masalah yang diteliti belum jelas, holistic dan kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi social tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrument seperti test, kuesioner, pedoman wawancara.
2. Peneliti bermaksud memahami situasi social secara mendalam, menemukan pola, hipotesa dan teori (Sugiyono,2008:399). Bagian ini menjadi focus penulis untuk mendapatkan sebuah teori tentang efektivitas proses pembelajaran di STT. Selain alasan di atas, alasan penggunaan metode kualitatif karena data penelitian yang akan dipaparkan dalam disertasi ini dianalisis tidak menggunakan tehnik analisis statistic melainkan data dianalisis secara kualitatif.(Ronny Kountur, 2007:191)[6]
B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian untuk penelitian kualitatif atau penelitian naturalistic yang bermaksud mendapatkan data secara alamiah itu dapat terjadi di sekolah, perusahan, lembaga pemerintah, di jalan, rumah,(Sugiyono, 399) gereja dan lain-lain. Dengan demikian maka situasi social di mana dilaksanakan penelitian ini yaitu di Sekolah Tinggi Teologi IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel yang letak masing-masing STT berbeda, ada yang di Bekasi, Ada pula yang di Cilengsi, dan di Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Pemilihan situasi social (para mahasiswa dan dosen di STT) ini disebabkan karena para mahasiswa dan dosen STT yang ada di wilayah Bekasi, Jakarta Timur dan Utara lebih banyak memiliki waktu dengan peserta didik yaitu dalam proses pembelajaran di STT.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dapat dipakai peneliti untuk mendapatkan data. Dalam penelitian kuantitatif instrument penelitian itu berupa test, kuesioner, pedoman wawancara dan lain-lain. Sedangkan dalam penelitian kualitatif instrument utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti.(Sugiyono, 400). Bagian terakhir ini dimungkinkan bila penelitian dilakukan secara tim. Jadi, instrument utama dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri. Selain itu peneliti juga menggunakan instrument lain seperti kuesioner dan wawancara terhadap objek yang diteliti. (Sugiyono, 400). Ronny Kountur menyatakan: “instrument dimaksudkan sebagai alat pengumpul data. Misalnya, untuk penelitian sosial instrument penelitian berupa kuesioner, sedangkan untuk penelitian eksakta, instrument penelitian yang dipakai bermacam-macam, seperti: thermometer (alat mengukur suhu panas pada tubuh manusia), timbangan (alat pengukur berat), dan lain-lain (Ronny Kountur, 116)
D. Sampel Sumber Data
Sugiyono menyatakan bahwa sampel sumber data yang biasanya dipakai dalam penelitian kualitatif adalah purposive dan snowball sampling. Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan adalah memilih orang yang memiliki power dan otoritas pada situasi sosial atau objek yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk mampu membukakan pintu atau jalan masuk kemana saja peneliti akan melakukan pengumpulan data. (Ronny Kountur, 116). Jadi, sampel dan sumber data dalam penelitian ini diarahkan pada:
1. Para mahasiswa di STT yang mengalami proses pembelajaran dan para dosen yang melakukan kegiatan mengajar yang memahami tentang sesuatu, yaitu efektivitas proses pembelajaran. Dalam hal ini sesuatu di sini berhubungan dengan pengenalan mahasiswa akan ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dialami oleh mereka melalui proses enkulturasi,sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati. 2. Para mahasiswa dan dosen STT yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti, yaitu efektivitas proses pembelajaran dengan beberapa variable bebas yang mempengaruhinya 3. Para mahasiswa dan dosen STT yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi, informasi disini berkenaan dengan pengetahuan akan efektivitas proses pembelajaran yaitu tercapainya perubahan dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik pada mahasiswa
4. Para mahasiswa dan dosen STT yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri. 5. Para mahasiswa dan dosen di empat STT yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau nara sumber. Siapa yang dapat dijadikan sampel sumber data, dan berapa jumlahnya dapat diketahui setelah penelitian selesai. Jadi tidak dapat disiapkan secara awal (Sugiyono, Ibid. 400-401)
E. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui dua sumber utama, yaitu: (1) sumber sekunder atau data sekunder. Data sukender adalah data yang bersumber dari penelitian orang lain yang dibuat untuk tujuan yang berbeda. Data ini berupa fakta, table, gambar, dan lain-lain. Walaupun dibuat untuk maksud yang berbeda, data-data ini dapat dimanfaatkan peneliti lain untuk variable yang sedang diteliti. (2) Sumber primer atau data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utamanya. Misalnya, peneliti yang ingin mengetahui persepsi warga gereja tentang mutu tamatan sekolah teologi maka sumber utama data adalah dari sekolah teologi yang bersangkutan. Pengumpulan data dari sumber sekunder tidak membutuhkan instrument. Sedangkan pengumpulan data dari sumber primer membutuhkan instrument. Untuk penelitian social termasuk penelitian Pendidikan Agama Kristen, biasanya instrument yang dipakai adalah peneliti dan kuesioner. Bila instrument yang yang digunakan adalah peneliti maka metode metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara atau observasi, bila menggunakan instrument berupa kuesioner maka metode pengumpulan data yang dipakai antara lain melalui pos, membawa langsung, atau melalui e-mail ke responden (Ronny Kountur, 177 -182)
Cara mengumpulkan data primer dapat dilakukan melalui cara-cara: (1) wawancara, (2) observasi, (3) kuesioner. Penggunaan tiga cara ini disesuaikan dengan informasi apa yang diperoleh, waktu yang tersedia, dana yang tersedia, dan tenaga peneliti yang akan melakukakan penelitian. Apabila instrument yang dipakai adalah peneliti maka informasi yang akan dicari adalah informasi kualitatif maka pilihan yang terbaik adalah memakai wawancara atau observasi. Bila informasi yang akan dicari adalah informasi kuantitatif maka pilihan yang terbaik adalah menggunakan kuesioner. Observasi adalah cara mengamati obyek yang merupakan sumber utama data. Misalnya, peneliti inging mengetahui cara ibu-ibu memilih barang yang akan dibeli, maka yang dapat dilakukan oleh peneliti yakni mengamati ketika ibu-ibu memilih barang, waktu ibu-ibu memilih barang, atau segera setelah ibu-ibu memilih barang. Berdasarkan pengamatan itu, banyak informasi yang dapat diketahui. Informasi yang ingin diketahui dapat dilakukukan pada waktu ibu-ibu akan memilih barang, dapat juga diketahui di rak mana letak barang yang terbaik, apakah di atas, di tengah, atau di bawah. Demikian pula lokasi terbaik di mana barang ditempatkan, apakah di depan pintu masuk, atau bagian belakang ruangan, akan menentukan ibu-ibu membeli barang (Kountur, 184-185)
Dalam pengamatan sebagaimana yang di maksud di atas, Ronny Kountur menyatakan beberapa peran peneliti sebagai pengamat, yakni: (1) pengamat mengamati tetapi tidak berpartisipasi dalam kegiatan orang-orang yang diamati dan tidak teridentifikasi oleh mereka yang diamati. (2) pengamat mengamati dan tidak terlibat dalam aktivitas mereka yang diamati, namun ada diantara mereka sehingga dapat dikenali tetapi bisa juga tidak dikenali jika tidak diperhatikan. (3) sambil mengamati, pengamat berpartisipasi pada kegiatan orang yang diamati dan mereka juga mengetahui jika mereka sedang diamati. (4) sambil mengamati, pengamat berpartisipasi pada aktivitas mereka yang diamati, namun mereka tidak tahu sedang diamati.[15]
Tehnik pengumpulan data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah observasi participant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau trianggulasi. Observasi dipakai untuk mengobservasi apa yang diobservasi pada para mahasiswa di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel. Apa yang diobservasi, yang diobservasi adalah pengaruh beberapa variable bebas terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT. Dalam observasi ini akan dilakukan wawancara tidak berstruktur dan berstruktur untuk melihat dan menganalisis sejauh mana pengaruh variable bebas terhadap efektivitas proses pembelajaran Wawancara di sini adalah orang-orang yang dijadikan sebagai nara sumber (kepada siapa akan melakukan wawancara. Wancara dilakukan melalui wawancara terstruktur (pewawancara menyiapkan daftar pertanyaan sebelum wawancara dilakukan dan pertanyaan didasarkan atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya), dan wawancara tidak terstruktur (pewawancara dan yang diwawancarai berbicara dengan santai dan pertanyaan bisa muncul ketika sedang dalam pembicaraan.Tidak ada daftar pertanyaan yang harus diikuti dengan ketat) (Ronny Kountur, 2007:191).
6. Tehnik Analisisa Data
Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dianalisis dengan tehnik statistic. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang dianalisis dengan teknik statistic. Jadi, ada dua analisis data yaitu dengan metode non statistic untuk data kualitatif, dan dengan metode stattistik untuk data kuantitatif.
Data kualitatif pada umumnya dalam bentuk pernyataan kata-kata atau gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk penjelasan dengan kata-kata atau tulisan. Yang menjadi perhatian di sini adalah bagaimana menganalisis pernyataan dalam bentuk kata-kata atau tulisan tersebut (Ronny Kountur, 191-192). Tehnik analisa data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapannya yaitu:
Tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap kedua adalah menentukan focus, tehnik pengumpulan data dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi.
Tahap seleksi, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan structural, analisis data dengan analisis kompensial. Setelah anaisis kompensial dilanjutkan analisis tema. Analisis data kualitatif meliputi proses identifikasi apa yang menjadi perhatian dan apa yang merupakan persoalan. Proses identifikasi di sini yakni pengaruh beberapa variable bebas terhadap variable terikat disertasi ini yaitu: efektivitas proses pembelajaran di STT. Sedangkan persoalan adalah kecendrungan mahasiswa dan dosen di STT yang menekankan satu aspek dalam proses pembelajaran yaitu perubahan kognitif tetapi masih pada tingkat yang rendah. Sedangkan perubahan pengetahuan bukanlah satu-satunya ukuran tercapainya tujuan pembelajaran karena masih ada ranah yang lain yaitu afektif dan psikomotorik
Proses identifikasi sebagaimana yang dimaksud di atas dilakukan dalam beberapa proses yaitu proses kategorisasi, proses prioritas, dan proses penentuan kelengkapan. Ketiga prose situ dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama. proses kategorisasi yaitu proses menyusun kembali catatan dari hasil observasi atau wawancara menjadi bentuk yang lebih sistematis. Laporan dibuat dalam beberapa kategorisasi yang sistematis. Untuk menentukan proses kategorisasi sistematis ini, diakui oleh peneliti bahwa tidak ada standar yang baku. Oleh karena itu diperlukan keahlian dan intuisi peneliti. Artinya semakin sering melakukan kategorisasi maka peneliti akan semakin mahir. Beberapa panduan dalam membuat kategori sasasi, yaitu perhatikan regularity. Regularity adalah hal-hal yang sering muncul. Hal-hal yang sering muncul ini dapat dijadikan sebagai suatu kategori. Setelah penentuan kategori, maka selanjutnya perlu diperiksa atau dicek secara sistematis (systematic checks) apakah benar apa yang dianggap sebagai suatu kategori dapat dianggap sungguh-sungguh benar sebagai suatu kategori. Pemeriksaan secara sistematis dilakukan dengan melihat hal-hal yang dianggap menjadi suatu kategori jika memiliki kesamaan dan berbeda kategori jika memiliki perbedaan. Kategori tersebut diusakan untuk tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Karena jika kategori terlalu luas maka tidak akan tampak apa yang menjadi perhatian (concern) dan persoalan (issue). Dan bila terlalu sempit akan kehilangan gambaran secara keseluruhan (Ronny Kountur, ibid. 191 -193)
Kedua. Proses prioritas yaitu bila terdapat banyak kategori maka perlu prioritas terhadap kategori mana yang dapat ditampilkan dan mana yang tidak perlu ditampilkan karena terlalu banyak kategori yang akan menyulitkan dalam interpretasi. Kategori-kategori yang diperioritaskan adalah: (1) kategori yang sering muncul, (2) oleh beberapa orang dianggap sebagai yang paling dapat dipercaya, (3) merupakan hal yang unik atau memiliki cirri khas tersendiri, (4) membuka peluang adanya kemungkinan penyelidikan lebih lanjut, dan (5) material atau berharga. (Ronny Kountur, 193-194) Ketiga. Proses penentuan kelengkapan yaitu bilamana atau kapan proses kategorisasi dianggap telah lengkap? Apakah jumlah kategori yang telah terkumpul sudah cukup? Atau, apakah kategori yang dikumpulkan telah menjawab semua perhatian (concerns) maupun persoalan (issues) yang diharapkan? (Kountur, 193-194 )
Dalam konteks penelitian ini tiga kategorisasi di atas dipahami dalam proses perhatian dan persoalan. Yang menjadi perhatian penelitian ini adalah pemahaman orangtua Kristen tentang kecerdasan majemuk pada anak, sementara persoalan adalah pengembangan kecerdasan anak. Sedangkan jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian korelasi yang mencari hubungan sebab akibat yaitu pengaruh variable bebas terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT. Artinya bila dosen dan mahasiswa hanya memiliki pemahaman bahwa efektivitas pembelajaran itu hanya perubahan kognitif maka aspek yang diutamakan adalah kognitif, sementara efektivitas proses pembelajaran melibatkan afektif dan psikomotorik. Proses kategorisasi tersebut dalam penelitian ini mencari tahu pengaruh kompetensi paedagogi, motivasi berprestasi dosen, pendidikan karakteristik unggul berdasarkan ajaran Yesus, pemanfaatan free weblog sebagai bahan ajar online/media pembelajaran online (perubahan di dalam ruang kelas = belajar bersama di ruang kuliah, dan di luar ruang kelas/akses blog dosen yang berisi kontrak pembelajaran, silabus, materi kuliah, dll) terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT IKSM Santosa Asih, STT Paulus, STT Arrabona, STT Rahmat Emmanuel. Apakah variable-variabel bebas itu mempengaruhi variable teribat dalam ukuran: sangat efektif, efektif, kurang efektif, tidak efektif[21] dalam hubungan dengan efektivitas pembelajaran yang terjadi pada peserta didik. Berdasarkan uraian ini, kategorisasi penelitian ini didasarkan pada upaya mencari tahu pengaruh variable bebas yang akan dihasilkan dari hasil penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh variable bebas terhadap efektivitas proses pembelajaran di STT (Kountur, 195) Jadi, analisis data yang dipakai yaitu dilakukan secara beruntun/bersama-sama, melalui proses analisis domain, taksonomi, kompensial, dan tema budaya.
G. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi: uji kredibilitas data (validitas internal), uji dependabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas eksternal/generalisasi), dan uji konfirmabilitas (objektivitas). Namun yang utama adalah uji kredibilitas data. Uji kredibilitas data dilkukan melalui:
(1) Perpanjangan pengamatan,
(2) Meningkatkan ketekunan,
(3) Triangulasi,
(4) Diskusi dengan teman sejawat,
(5) Member check,
(6) Analisis kasus negative.(Sugiyono) Dari enam pengujian keabsahan data di atas, penulis memakai triangulasi.
Contoh analisa data dengan Kriteria Interpretasi Skor
Metode penelitian adalah cara ilmiah yang diakui, diterima dan digunakan dalam penelitian yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Dalam hal ini perolehan pengetahuan yang benar yang direkontruksi berdasarkan kebenaran rasional dan empiris mestilah menggunakan metode yang dipertanggungjawabkan. Dalam bab III sudah terlihat rancangan penelitian yang dipakai oleh peneliti.
A. Waktu Penelitian
Waktu penulis mengadakan penelitian dimulai bulan …. sampai bulan…… bahkan sampai berakhirnya Proses penelitian dan pelaporan hasil dari penelitian itu sendiri.
Adapun alasan penulis memilih tempat penelitian dengan pertimbangan, antara lain :
1. Lokasi tempat penelitian merupakan tempat penulis melaksanakan pelayanan jemaat.
2. Adanya keterbatasan biaya, waktu dan tenaga peneliti
B. Model Dan Desain Penelitian.
Dalam bagian ini peneliti menentukan metode penelitian mana yang akan dipakai. Apakah kuantitatif atau kualitatif. Termasuk didalamnya penjelasan tentang istrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Berikut contoh disain penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel yang terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). adapun variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable) adalah Paradigma Kepemimpinan menjadi seperti dan penilaian rohani.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah pelayanan pertumbuhan gereja.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Untuk itu, diperlukan suatu uji validitas (ketepatan) dan realibilitas (keandalan) sehingga instrumen tersebut benar-benar dapat mengukur dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk kuisioner atau angket seperti yang terlampir.
Validitas diukur dengan menggunakan fungsi analisa korelasi yang menentukan apakah setiap butir instrumen (skor item) memiliki hubungan yang kuat dan signifikan dengan skor total dari setiap butir pernyataan.
Realibilitas dari instrumen yang digunakan diuji dengan rumus sebagaimana yang akan dipaparkan dalam teknik analisa data, dimana melalui ujian ini dapat diketahui apakah instrumen yang digunakan dapat diandalkan (reliable) dalam beberapa jenjang waktu tertentu terhadap kelompok subjek yang sama pada kondisi normal.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Populasi dapat berupa kelompok orang, benda, dan lain-lain yang telah ditetapkan sebagai objek penelitian.
2. Sampel
Sampel merupakan perwakilan dari populasi penelitian. Pengambilan sampel dilakukan sesuai alasan statistic yang dipakai. Misalnya penelitian tentang siswa di beberapa sekolah maka diambil beberapa orang sebagai sampel. Besarnya sampel lihat di rumus statistic yang mengatur tentang pengambilan sampel.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dimaksud disini yakni cara ilmiah yang dipakai. Cara ini meliputi semua keterangan tentang pelaksanaan penelitian dijalankan. Misalnya metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode penelitian kuantitatif dengan korelasional yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara dua variabel. Untuk kepentingan ini peneliti memakai alat penelitian seperti: (a) angket terbuka dengan memakai skala sikap model skala Liker. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Berdasarkan skala sikap ini maka pilihan jawaban dalam angket yang disebarkan kepada anggota jemaat diberi alternative jawaban:
5 = SangatSetuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Ragu (R)
2 = KurangSetuju (RR)
1 = TidakSetuju (TS)
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini yakni pengumpulan data adalah literature dan angket yang diberi skor dengan cara: Jumlah skor ideal per-item angket (skor tertinggi) dibagi jumlah skor tertinggi dikalikan seratus. Realisasinya sebagai berikut:
Jumlah skor ideal untuk item (skor tertinggi ) = 5 x Jumlah responden (SS)
Jumlah skor rendah (skor terendah dlm skala likert yaitu 1) = 1 x Jumlah responden (TS)
Jadi presentasi skor yaitu: jumlah skor tertinggi sampai skor terendah per-item bagi jumlah skor ideal per-item.
Menjawab 5 (Sangat Setuju) = 41 orang
Menjawab 4 (Setuju) = 10 orang
Menjawab 3 (Ragu) = - orang
Menjawab 2 (Kurang Setuju) = - orang
Menjawab 1 (Tidak Setuju) = - orang
Penghitungan skor dengan cara:
Jumlah skor untuk 41 Orang menjawab 5 : 41 x 5 = 205
Jumlah skor untuk 10 Orang menjawab 4 : 10 x 4 = 40
Jumlah skor untuk 5 Orang menjawab 3 : 0 x 3 = -
Jumlah skor untuk 3 Orang menjawab 2 : 0 x 2 = -
Jumlah skor untuk 4 Orang menjawab 1 : 0 x 1 = -
Jumlah = 245
Jumlah skor ideal untuk item No. 1 (skor tertinggi) = 5 x 51 = 255 (SS)
Jumlah skor terendah = 1 x 51 = 51 (TS)
Berdasarkan data (item No. 1) yang diperoleh dari 80 responden (jumlah siswa dan guru), maka Pendidikan Agama Kristen terletak pada daerah sangat setuju yang
secara kontinum dapat dilihat seperti:
0 51 102 210 230 245 255
¬¬ TS KS R S SS
Jadi, berdasarkan data (item No. 1) yang diperoleh dari responden, maka pengaruh variabel penelitian terhadap item-item instrument yaitu 245/255 x 100 % = 96,07 % tergolong SANGAT KUAT. Presentase kelompok responden untuk item No. 1 dapat dilihat seperti:
0 20 40 44 60 80 100
Sangat lemah lemah Cukup Kuat Sangat kuat
Analisis di atas menggunakan criteria interpretasi skor.
Angka 0 % - 20 % = Sangat Lemah
Angka 21 % - 40 % = lemah
Angka 41 % - 60 % = Cukup
Angka 61 % - 80 % = Kuat
Angka 81 % - 100 % = Sangat kuat
Perhitungan di atas sekadar contoh, operasionalisasinya dalam Bab IV