Sunday, January 31, 2016

Masalah Penelitian Mahasiswa

Penelitian ilmiah pada taraf skripsi, tesis dan disertasi selalu dimulai dengan masalah. Bila tidak ada masalah maka tidak perlu ada penelitian. Jadi masalah mendorong seorang mahasiswa untuk melaksanakan penelitian. Dalam hal ini, seorang mahasiswa di perguruan tinggi pada akhir studinya disyaratkan untuk meneliti. Penelitian tersebut mulai dari penelitian untuk sarja yang disebut dengan Skripsi, Magister untuk tesis, Doktoral untuk disertasi. Penelitian yang dilakukan mahasiswa dapat memakai penelitian kuantitatif maupun kualitatif dengan mengadakan penelitian lapangan dengan kombinasi kebenaran rasional dan empiris, maupun penelitian yang hanya bersifat penemuan kebenaran rasional.

Penelitian dengan metode apapun perlu memperhatikan teori-teori yang berhubungan dengan Bab I, II, III, IV dan V (atau bisa dikembangkan lebih dari lima Bab). Hal yang ingin saya sampaikan disini yakni beberapa teori yang berhubungan dengan pokok-pokok dalam bab I dan II serta Bab III.

Baiklah kita mulai dengan Bab I.

Dalam Bab I penelitian mahasiswa (Skripsi, Tesis, Disertasi) pokok pertama yang mesti disampaiakan yakni: Latar Belakang Masalah. Dalam mengemukakan/menarasikan latar belakang masalah perlu didasarkan atas teori-teori tentang “masalah penelitian”. Sering terjadi yakni ketika mahasiswa menarasikan masalah penelitian tidak didasarkan pada teori tentang “masalah penelitian”. Mahasiswa hanya asal-asalan membuat latar belakang masalah. Akhirnya mahasiswa tidak punya arah yang baik dalam menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah tentu ditopang oleh kajian teori (kebenaran rasional) yang relevan dengan variabel (konsep yang dapat diukur) yang diteliti dan analisis data serta kesimpulan yang diambil. Oleh karena itu perlu memperhatikan teori tentang “masalah penelitian”.

Beberapa teori tentang “masalah penelitian”.

Teori 1

Masalah penelitian adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan. Perbedaan antara yang tertulis dengan yang dipraktikkan/perbedaan antara teori dan praktik.

Contoh 1:

Kucing pada umumnya tidak bertanduk namun ditempat tertentu didapati kucing bertanduk. Ini masalah karena yang diketahui umum yakni kucing tidak bertanduk, maka pokok ini dirumuskan menjadi suatu variabel untuk diteliti. Dengan mengemukakan masalah dengan mendeskripsikan di Latar Belakang Masalah tentang kucing. Mulailah mendeskripsikan tentang kucing sebagaimana yang dikenal umum (diinformasikan dalam buku) kemudian akhiri dengan kucing yang bertanduk.

Contoh 2:

Secara psikologi ditemukan bahwa tingkat perhatian orang terhadap pembicaraan/ceramah/khotbah dll hanya berlangsung 45 menit. Oleh karena itu khotbah jangan terlampau lama karena bila terlampau lama maka konsentrasi pendengar khotbah akan berubah. Dengan demikian kotbah selanjutnya tidak diperhatikan secara baik. Akan tetapi di suatu tempat/gereja, jemaat mampu mendengar khotbah secara baik dalam durasi waktu 1,5 Jam. Ini menjadi masalah yang baik untuk diteliti. Dalam teknis pemaparan di Latar Belakang Masalah dikemukakan tentang lamanya waktu tentang tingkat perhatian orang terhadap ceramah/khotbah kemudian akhiri dengan fakta bahwa di tempat tertentu jemaat mampu mendengar khotbah dalam waktu 1,5 jam. Namun perlu didukung dengan bukti, yakni apakah ini pengalaman langsung atau kesaksian orang lain.

Teori 2

Prof.Dr. Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitif, Kualitatif dan R&D” mengemukakan bahwa masalah penelitian adalah penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dan praktek, antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara pengalaman dan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan dan kompetisi ( Sugiyono, 2008:52)

Berdasarkan definisi tentang masalah tersebut di atas, masalah penelitian yang harus dikemukakan dalam Latar Belakang Masalah yaitu:

Penyimpangan antara yang seharusnya (saya sengaja bold dan italic untuk menegaskan inti masalah penelitian) dengan apa yang benar-benar terjadi.

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.